Pada dasarnya konsepsi atau pemikiran dari Fisikawan lebih rumit, lebih canggih, lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan hubungan antar konsep. Hal tersebut sebagai alasan mengapa seorang pelajar akan memiliki konsepsi yang tidak persis sama dengan konsepsi ilmuwan.
Miskonsepsi adalah konsepsi awal yang tidak sesuai dengan konsep ilmuan atau biasa disebut sebagai salah konsep. Miskonsepsi ini akan menghambat asimilasi dan penerimaan pengetahuan baru.
Miskonsepsi dapat ditemukan dalam bidang sains seperti Kimia, Biologi, Fisika, dan Astronomi. Salah satu konsep yang cukup penting untuk dipahami yaitu konsep Hukum Newton yang mengkaji tentang dinamika partikel secara luas dan memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Para pelajar mempelajari Hukum Newton pada umumnya dapat mengingat fakta-fakta, proses, prinsip, serta rumus dan hanya memahami sedikit konsep dasar Hukum Newton seperti massa, berat, gaya, dan sebagainya.
Faktor penyebab terjadinya miskonsepsi Fisika oleh pelajar yaitu prakonsepsi, pemikiran asosiatif, pemikiran humanistik, reasoning yang tidak lengkap, intuisi yang salah, tahap perkembangan kognitif pelajar, kemampuan serta minat dalam belajar. Adapun cara untuk mengukur miskonsepsi yaitu menentukan Certainty of Response Index (CRI) dengan cara menggunakan jawaban setiap individu pada soal pilihan ganda.
Metode Certainty of Response Index dilakukan dengan mengukur tingkat keyakinan atau kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan yang diberikan. Metode CRI ini bertujuan untuk mengukur suatu miskonsepsi yang terjadi, dimana para responden akan diminta untuk memberikan tingkat kepastian dari kemampuan mereka dengan mengasosiasikan tingkat keyakinan tersebut terhadap pengetahuan, hukum, dan konsep.
Pada metode CRI, para responden akan diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan disertai dengan pemberian skala atas keyakinan responden dalam menjawab pernyataan tersebut. Jika nilai CRI tinggi dan jawaban yang diberikan benar, maka akan menunjukkan bahwa responden telah paham pada konesp tersebut. Namun jika nilai CRI tinggi dan jawabannya salah, maka akan menunjukkan terjadi miskonsepsi.
Beberapa miskonsepsi atau kekeliruan konsep yang sering terjadi yaitu meliputi (1) suatu benda akan bergerak diperlambat jika tidak terdapat resultan gaya yang bekerja pada benda tersebut, (2) gaya adalah hasil perkalian antara massa dan percepatan, (3) gerak benda akan mengikuti arah gaya yang paling kuat yang bekerja padanya, (4) suatu benda yang mendapatkan resultan gaya yang tetap akan bergerak dengan kecepatan tetap, (5) suatu benda akan bergerak lebih berat akan jatuh lebih cepat dibanding benda yang lebih ringan, (7) gaya normal pada suatu benda selalu sama dengan berat benda tersebut, (8) gaya aksi-reaksi bekerja pada benda yang sama
Banyak dari kalangan pelajar yang cenderung kebingungan dengan konsep dari gaya, massa, dan berat. Dalam Fisika, berat (w) adalah suatu gaya (F) dan memiliki satuan Newton (N). Sedangkan massa (m) memiliki satuan kilogram (Kg), dan ini bukanlah gaya. Namun, banyak yang menuliskan bahwa berat merupakan suatu massa yang mempunyai satuan kilogram.
Beberapa dari mereka yang menghubungkan suatu gaya dengan suatu aksi dan gerak. Mereka mengemukakan bahwa jika tidak ada gaya maka tidak akan terjadi gerakan, dan akan memberikan pola pikir yaitu jika tidak ada gerakan sama sekali, maka gaya juga tidak ada. Padahal dalam Fisika, setiap benda tetap memiliki gaya yang bekerja meski benda tersebut diam ataupun bergerak. Begitu pula terhadap benda yang diam diatas bidang miring tetap memiliki gaya yang berkerja, dimana benda yang diam karena sebagai reaksinya. Meja melakukan gaya reaksi terhadap benda tersebut yang besarnya sama namun berlawanan arah.
Sedangkan pada gaya gesek, benda yang berada di suatu permukaan tergantung pada kekasaran permukaan tersebut. Dimana kekasaran permukaan akan mempengaruhi gaya gesek, namun juga terdapat unsur lain yang mempengaruhi besarnya gaya gesekan seperti massa benda serta gaya yang bekerja pada massa benda itu sendiri.
Demikian artikel penjelasan tentang Metode Certainty of Response Index (CRI) dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi pada Konsep Hukum Newton semoga bermanfaat bagi pembaca baik itu kalangan akademisi yang menggeluti bidang ilmu fisika maupun kalangan masyarakat umum untuk menambah wawasan akan bidang ilmu lain.
Sumber :
Muna, Izza Auliyatul. 2015. “Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa PGMI pada Konsep Hukum Newton Menggunakan Certainty of Response Index (CRI)”. Cendekia 13(2): 310-32.
Suparno, Paul. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep Pendidikan Fisika. Jakarta: Grasindo.