Teknologi serat optik merupakan implementasi dari konsep sifat rambat cahaya dengan melalui medium optik. Serat optik merupakan media transmisi yang terbuat dari bahan kaca yang berkualitas sehingga memiliki kelebihan dan kehandalan jika dibandingkan dengan media transmisi yang terbuat dari bahan logam seperti kabel coaxial, kabel tembaga, dan stripline. Sejak tahub 1970-an perkembangan jaringan dengan melalui media serat optik semakin meningkat. Hal ini dikarenakan kebutuhan akan jaringan yang memiliki kelebihan yang lebih besar dan redaman saluran yang kecil untuk menyediakan layanan-layanan suara dan video yang berkualitas serta pertukaran informasi dengan laju data yang tinggi disamping komunikasi suara (Thomas, 1995). Adapun dasar sistem komunikasi optik secara umum yaitu dimulai dari Transducer yang akan mengubah informasi asli yang berupa data, suara dan video menjadi sinyak informasi elektrik. Kemudia dilanjutkan pada data processing dimana sinyal disesuaikan agar dapat dimodulasikan pada sumber optik. Pada sumber optik akan mengubah sinyal informasi elektrik menjadi sinyal informasi optik. Selanjutnya sejumlah daya diberikan oleh pengkopel kanal (masukkan) ke media transmisi serat optic agar sinyal informasi optic dapat diterima sisi penerima setelah melalui saluran serat optic, sinyal serat optik ini akan diubah kembali menjadi sinyal informasi elektrik.
Serat optik terdiri atas tiga bagian utama yaitu Cladding, Coating, Core. Core menjadi bagian utama dari serat optik karena pada core ini informasi yang berupa cahaya ditransmisikan, sedangkan cladding berfungsi sebagai pelindung core. Pada sistem komunikasi serat optik, setiap ujung serat memiliki sebuah konektor optik yang berfungsi untuk menyambung dan memutuskan ujung-ujung serat. Konektor ini digunakan dalam serat optik pada pemancar, penerima, sambungan antar serat, dan pada repeater. Konektor-konektor harus memberikan hubungan dengan redaman yang minimum serta dapat dipasang dan dilepas dengan mudah. Menurut Zanger (1991), redaman atau rugi-rugi yang terjadi pada serat optik disebabkan oleh, (1) Rugi Serapan, hal ini disebabkan oleh sifat alamian bahan optik yang tidak transparan sempurna; (2) Rugi hamburan, hal ini disebabkan bervariasinya kepadatan serat ketika proses pembuatanya; (3) Rugi lengkungan, hal ini terdiri atas 2 jenis yaitu macrobending dan microbending.
Serat optik memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan media transmisi lainnya yaitu seperti, (1) mempunyai lebar bidang yang sangat lebar; (2) ukuran serat yang sangan murah dan kecil; (3) medan listrik dan medan magnetik tidak mempengaruhi sinyyal cahaya serat optik; (4) sinyal dalam serat terjamin keamanannya; (5) tidak ada tenaga listrik didalamnya sehingga tidak akan terjadi percikan api. Selain itu, serat juga tahan terhadap bahan kimia, gas beracun dan air sehingga mampu ditanam di dalam tanah; dan (6) redaman yang sangat rendah sehingga mampu digunakan untuk komunikasi jarak jauh tanpa adanya penguat dan pengulang. Selain keunggulan yang dimilikinya, serat optik juga memiliki beberapa kelemahan yaitu diantaranya bentuk fisik serat optik yang masih sangat lemah, sehingga jika ada tekanan dari laur yang sangat berlebihan dapat mengubah karakteristiknya. Namn, untuk menghindari redaman yang besar maka penyambung serat harus menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi (Thomas, 1995).
Teknologi serat optik telah banyak diaplikasikan diberbagai bidang, baik di bidang kedokteran, telekomunikasi, industri maupun masyarakat umum. Penerapan serat optik dalam masyarakat umum juga telah dipergunakan diberbagai keperluan seperti pada sistem alarm pencuri, pendeteksi kebakaran, dan peralatan video conferencing. Hingga saat ini teknologi optik telah mengalami perkembangan yang sangat pesat.
Demikian Artikel penjelasan tentang Keunggulan Serat Optik di Bidang Teknologi semoga bermanfaat bagi pembaca baik itu kalangan akademisi yang menggeluti bidang ilmu fisika maupun kalangan masyarakat umum untuk menambah wawasan akan bidang ilmu lain.
Tags:
Fisika Material