Diskusi dan masalah yang berhubungan dengan partikulat elemen saat ini menjadi perhatian khusus yang sangat menarik bagi para ahli, khususnya para fisikawan di bidang eksperimen dan di bidang teori. Partikel elementer adalah partikel dasar yang membentuk semua zat yang ada di alam semesta, termasuk air, udara, api, bumi dan isinya serta seluruh alam semesta. Studi dan pengetahuan tentang berbagai sifat dasar partikel di atas adalah fenomena alam yang menjadi populer di abad ke-19, setelah Democritus menerbitkan teorinya tentang Atom yang merupakan elemen yang paling kecil dalam penyusunan suatu material.
Sejarah partikel elementer dimulai berdasarkan fisika klasik, yang mengungkapkan bahwa atom adalah zat yang tidak dapat dibagi lagi dengan komponen-komponennya dan dianggap sebagai titik massa. Sifat-sifat di atas dikenal dalam mekanika klasik dan pembahasannya dibuat sangat jelas oleh hukum mekanika Newton. Pengetahuan tentang atom terus tumbuh, dan pada abad ke-20 pendapat dan pengetahuan fisika klasik tentang atom perlahan-lahan mulai memudar setelah ditemukannya fenomena alam lain yang dikenal sebagai gejala elektromagnetik. Secara langsung, fenomena alam ini adalah fakta dan jawaban yang mengubah pandangan dan pengetahuan fisika klasik tentang atom. Pada saat itu, para ahli dapat menyimpulkan bahwa atom tidak lagi merupakan zat terkecil yang tidak dapat dihancurkan oleh komponen-komponennya. Sebagai pengetahuan tambahan pada saat itu, diketahui bahwa partikel-partikel membentuk atom adalah proton dan neutron di dalam nukleus dan dikelilingi oleh elektron. Partikel-partikel dari unsur-unsur di atas telah dikenal dan merupakan partikel yang stabil. Proton dan neutron, yang membentuk inti atom, juga disebut nukleon. Penelitian partikel elementer terus berevolusi dan pada tahun 1950-an dunia pengetahuan tentang partikel-partikel elementer ini mengalami penyempurnaan baru di mana proton, elektron, dan partikel elementer lainnya bukan benar-benar partikel elementer tetapi terdiri dari partikel elementer yang bahkan lebih kecil yang sekarang disebut dengan KUARK.
Pertanyaan mungkin muncul di benak pembaca. Bagaimana dan sumber apa yang dapat dihasilkan partikel elementer ini? Di sini, dicoba menjelaskan secara sederhana pembentukan beberapa elemen partikel yang sudah biasa dilakukan oleh para ahli eksperimental di laboratorium penelitian. Berkas elektron yang mengandung jutaan partikel elektron dapat dengan mudah diproduksi dengan memanaskan logam yang terhubung ke kutub negatif dari sumber daya (dalam hal ini juga disebut kutub negatif atau katoda) di bawah titik lelehnya. Juga, berkas elektron dapat diarahkan ke arah tertentu dengan menempatkan logam lain di sekitarnya yang telah terhubung ke kutub positif dari sumber daya (juga disebut kutub positif atau anoda). Dalam kehidupan sehari-hari, manfaat dari berkas elektron telah lama digunakan, misalnya dalam tabung TV rumah di mana penggunaan partikel dan peralatan elektronik ini memungkinkan kita untuk melihat gambar di layar. Sinar elektron yang dihasilkan juga dapat menghasilkan berkas proton dengan menabrak molekul hidrogen. Dengan kata lain, jika kita menabrakkan berkas elektron pada target molekul hidrogen, kita akan mendapatkan jutaan proton. Jadi, kita dapat dengan sederhana mengatakan bahwa reservoir hidrogen dapat disamakan dengan reservoir proton.
Demikian artikel penjelasan singkat tentang Sejarah dan Perkembangan Partikel Elementer semoga bermanfaat bagi pembaca baik itu kalangan akademisi yang menggeluti bidang ilmu fisika maupun kalangan masyarakat umum untuk menambah wawasan akan bidang ilmu lain.