Istilah " powder (serbuk)" seperti yang digunakan dalam bahasa powder diffraction (difraksi serbuk), tidak sepenuhnya sesuai dengan pengertian umum dalam kata dalam bahasa umum. Dalam difraksi serbuk, sampel dapat berbentuk sebagai "zat padat yang terbagi menjadi partikel-partikel yang sangat kecil", tetapi juga dapat berupa padatan seperti logam, keramik, polimer, gelas atau bahkan film tipis ataupun dalam bentuk cairan. Alasan penggunaan istilah tersebut adalah bahwa parameter penting untuk mendefinisikan konsep serbuk untuk eksperimen difraksi adalah jumlah dan ukuran kristalit individu yang membentuk sampel dan hal itu bukan dari tingkat akresi (dua atau lebih proses pembentukan) sampel tersebut.
Serbuk yang dapat dikatakan “ideal” untuk percobaan difraksi terdiri dari sebagian besar kristalit kecil yang berorientasi acak (domain kristal yang terdifraksi secara koheren). Untuk mendapatkan pengukuran yang tepat dari intensitas sinar difraksi, ukuran kristal harus kecil yaitu biasanya 10 μm atau lebih kecil, tergantung pada karakteristik sampel, seperti absorbansi, bentuk dan geometri difraksi.
Analisis dengan difraksi dengan radiasi yang berbeda berlaku untuk bahan kristal maupun bahan amorf, kaca ataupun cairan. Monograf ini terbatas pada analisis difraktogram yang dikumpulkan pada sampel kristal dan terbatas pada hamburan yang koheren dan memiliki elastisitas. Cara utama telah dilakukan dalam penyempurnaan identifikasi lebih lanjut pada struktur kristal yang dasarnya telah diketahui. Pada cara yang kedua tujuannya adalah untuk menentukan struktur kristal apriori yang tidak diketahui (dalam proses seleksi langsung dengan difraksi kristal tunggal, misalnya, difraktometer empat lingkaran yang dikendalikan komputer). Tentu saja ada celah antara data difraksi serbuk dan data difraksi kristal tunggal, tetapi celah ini semakin lama semakin menipis seiring waktu, terutama jika kita merujuk pada senyawa anorganik. Penentuan struktur kristal dari senyawa organik terutama pada molekul yang ukurannya relatif "besar" dan tentu saja dalam penelitian protein difraksi kristal tunggal dilakukan tanpa proses seleksi pemilihan pola difraksi.
Referensi
Robert E. Dinnebier, Andreas Leineweber, John S.O. Evans .2019. Rietveld Refinement Practical Powder Diffraction Pattern Analysis using TOPAS. Walter de Gruyter GmbH, Berlin/Bosto.
Tags:
Fisika Material